Paper
Karangan
Ilmiah, Semi Ilmiah, Non Ilmiah
Di ajukan untuk memenuhi tugas
Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah
Di susun oleh :
Nama : Novita Dwi Pangesti
NPM : 36413557
Kelas : 1ID07
FakultasTeknologi Industri
Jurusan Teknik Industri
Universitas Gunadarma
2013 – 2014
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN
Penulisan / karangan adalah sebuah tulisan yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penulis dalam satu kesatuan tema yang utuh. Penulisan
dapat pula diartikan sebagai serangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan
ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Hasil penulisan dapat berupa tulisan
cerita, artikel, buah pena, ciptaan atau gubahan.
Terdapat beberapa bentuk karangan di antaranya
kaarangan ilmiah, karangan semi ilmiah dan karangan non ilmiah yang memiliki
perbedaan baik dari segi struktur maupun penggunaan bahasa. Karangan ilmiah
menggunakan bahasa yang lebih formal sedangkan karamngan non ilmiah menggunakan
bahasa yang mudah di pahami oleh pembaca.
I. Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah biasanya
digunakan untuk menyatakan fakta yang umum dan ditulis menurut metodologi dan
tata cara penulisan yang
benar ,ciri yang membedakan karangan ilmiah dengan jenis karangan yang lainya
adalah pertama karangan ilmiah bersifat sistematis kemudian objektif dan
tidak persuasif sehingga karangan ilmiah lebih baku jika dibandingkan dengan
jenis karangan yang lainya,selain itu karangan ilmiah tidak ditulis untuk
mengejar keuntungan pribadi dan tidak melebih-lebihkan suatu hal ,adapun contoh
dari karangan ilmiah dapat berupa makalah,usulan penelitian skrpisi,tesis
,disertasi dan lain sebagainya,umumnya karangan ilmiah terdiri dari judul
karangan, pendahuluan, pembahasan simpulan dan daftar pustakaan.
Di perguruan tinggi, khususnya
jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah,
laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu,
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang
ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan
laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan karya
ilmiah, antara lain:
a.
Sebagai
wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk
tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
b.
Menumbuhkan
etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu
pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya
tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
c.
Karya
ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya.
d.
Membuktikan
potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
e.
Melatih keterampilan dasar untuk melakukan
penelitian.
Macam Karya Tulis Ilmiah
- Makalah
Makalah, adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa. - Skripsi
Skripsi, adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana. - Tesis
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis. - Disertasi
Disertasi, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
II. Karangan Semi
Ilmiah
Semi Ilmiah adalah sebuah
penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya
pun tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang
sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari
karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak
digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya : berada diantara ilmiah dan non ilmiah.
Ciri-ciri Karya Semi Ilmiah
a.
Gaya
bahasa formal dan popular
b. Didukung dengan fakta umum yang dapat
dibuktikan kebenarannya
c.
Mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum
d.
Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi
III. Karangan
Non Ilmiah
Karangan non ilmiah adalah karangan yang sudah lazim digunakan dalam
dunia tulis-menulis, karangan non ilmiah biasa disebutkan dengan karangan fiksi
ataupun non fiksi,perbedaan yang cukup mencolok dari karangan ilmiah dengan
karangan non ilmiah adalah pada karangan ilmiah bersifat hasil penelitian
sehingga faktual objektif sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan
yang bebas dan berasal dari pemikiran sang penulis itu sendiri contohnya adalah
novel,roman,cerpen,puisi dan lain sebagainya.
Ciri-ciri dari karya
tulis non ilmiah itu adalah:
1. penggunaan bahasa
Karya tulis non ilmiah dalam menggunakan bahasa yang tidak kaku seperti
dalam penulisan karya ilmiah formal, dan karya ilmiah yang di tulis dalam gaya
bahasa yang lebih dapat dimengerti si pembacanya, dan seperti komik dapat
menghibur, novel pun begitu.
2. Sikap
penulis
Dalam penulisan non ilmiah ini tidak pasif, dia pun juga dapat menimbulkan
pertanyaan dari penulisannya sendiri di akhir jalan ceritanya dan biasanya hal
tersebut muncul di karya tulis non ilmiah ddalam sebuah novel. Dan jika di
dalam penulisan karya ilmiah formal itu tidak terdapat sudut pandang atau (POV)
jika di dalam sebuah karya tulis non ilmiah ini seperti novel, pasti terdapat
sudut pandang dalam penggambaran ceritannya. bahkan dalam bentuk penggantian
sudut pandang yang beragam dapat menarik pembaca dalam mengikuti terus jalan
ceritanya.
3. Komponen dan substansi
Untuk penulisan non ilmiah ini tidak terdapat yang namanya seperti pendahuluan,
karena sekali lagi ditegaskan jika dalam penulisan non ilmiah ini bukanlah
sebuah karya tulis resmi. jadi tidak terdapat yang namanya komponen dan
substansi didalamnya.
4. Struktur
kajian
Untuk penulisan karya non ilmiah ini ditulis tidak perlu seperti
penulisan karya ilmiah yang formal, hanya terdapat daftar isi, kemudian ucapan
terima kasih dan salam pembuka dari si penulis karangan non ilmiah tersebut.
dan karangan non ilmiah ini biasanya terdapat amanat yang terkandung didalam
ceritanya sehingga dapat menjadi pedoman bagi si pembaca novel tersebut.
Jenis-jenis yang termasuk karya
non-ilmiah, yaitu:
a.
Dongeng
b. Cerpen
c. Novel
d. Drama
e. Roman.
Tugas membuat artikel terkait materi tersebut :
Karanngan non ilmiah
BATU GOLOG
Pada jaman
dahulu di daerah Padamara dekat Sungai Sawing di Nusa Tenggara Barat hiduplah
sebuah keluarga miskin. Sang
istri bernama Inaq Lembain dan sang suami bernama Amaq Lembain. Mata
pencaharian mereka adalah buruh tani. Setiap hari mereka berjalan kedesa desa menawarkan
tenaganya untuk menumbuk padi. Kalau Inaq Lembain menumbuk padi maka kedua
anaknya menyertai pula. Pada suatu hari, ia sedang asyik menumbuk padi. Kedua
anaknya ditaruhnya diatas sebuah batu ceper didekat tempat ia bekerja.
Anehnya, ketika Inaq mulai menumbuk,
batu tempat mereka duduk makin lama makin menaik. Merasa seperti
diangkat, maka anaknya yang sulung mulai memanggil ibunya: “Ibu batu ini makin
tinggi.” Namun sayangnya Inaq Lembain sedang sibuk bekerja. Dijawabnya, “Anakku
tunggulah sebentar, Ibu baru saja menumbuk.”
Begitulah yang terjadi secara berulang-ulang. Batu ceper itu makin lama makin meninggi hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian berteriak sejadi-jadinya.
Begitulah yang terjadi secara berulang-ulang. Batu ceper itu makin lama makin meninggi hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian berteriak sejadi-jadinya.
Namun, Inaq
Lembain tetap sibuk menumbuk dan menampi beras. Suara anak-anak itu makin lama
makin sayup. Akhirnya suara itu sudah tidak terdengar lagi.
Batu Goloq itu makin lama makin tinggi. Hingga membawa kedua anak itu mencapai awan. Mereka menangis sejadi-jadinya. Baru saat itu Inaq Lembain tersadar, bahwa kedua anaknya sudah tidak ada.
Batu Goloq itu makin lama makin tinggi. Hingga membawa kedua anak itu mencapai awan. Mereka menangis sejadi-jadinya. Baru saat itu Inaq Lembain tersadar, bahwa kedua anaknya sudah tidak ada.
Mereka dibawa
naik oleh Batu Goloq. Inaq Lembain menangis tersedu-sedu. Ia kemudian berdoa
agar dapat mengambil anaknya. Syahdan doa itu terjawab. Ia diberi kekuatan
gaib. dengan sabuknya ia akan dapat memenggal Batu Goloq itu. Ajaib, dengan
menebaskan sabuknya batu itu terpenggal menjadi tiga bagian. Bagian pertama
jatuh di suatu tempat yang kemudian diberi nama Desa Gembong olrh karena
menyebabkan tanah di sana
bergetar. Bagian ke dua jatuh di tempat yang diberi nama Dasan Batu oleh karena
ada orang yang menyaksikan jatuhnya penggalan batu ini. Dan potongan terakhir
jatuh di suatu tempat yang menimbulkan suara gemuruh. Sehingga tempat itu
diberi nama Montong Teker.
Sedangkan
kedua anak itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah berubah menjadi dua ekor
burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan adiknya berubah menjadi
burung Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia maka kedua burung itu
tidak mampu mengerami telurnya.
Menganalisis :
- Dilihat dari penggunaan EYD
- Tanda titik ( . )
-
Tanda titik digunakan di akhir suatu kalimat
-
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi
jarak satu ketukan.
- Tanda koma ( , )
-
Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang berikutnya
-
Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
-
Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
-
Dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
-
Dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
- Tanda petik (“...“)
-
Mengapit
petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis
lain.
-
Mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
- Pemilihan kata (diksi)
Dalam pemilihan katanya meggunakan manggunakan
beberapa diksi yauitu:
-
Makna
leksikal yaitu makna yang sesuai dengan observasi alat indera/makna yang
sungguh nyata dalam kehidupan.
-
Makna
Denotatif dan Konotatif, makna konotatif yaitu makna asli, makna asal atau
makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Makna konotatif yaitu makna lain
yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa
orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar