3 Orang Sukses Karna
Bekerja:
1. Taufik Hidayat
Pada saat Taufik berusia 7 tahun, ayahnya kerap
mengajak Taufik bermain bulu tangkis di GOR Pamor. Taufik masuk klub
Sangkuriang Graha Sarana (SGS) di Jl.Soekarno Hatta Bandung yang harus
membuatnya bolak-balik Pengalengan-Bandung hanya untuk melaksanakan
latihan. Untuk menjalani latihan yang semakin keras, sejak masuk SMP
Taufik kemudian hijrah ke Bandung. Taufik mendapat kelonggaran untuk meraih
prestasi bulu tangkisnya semasa SMA. Ia diperbolehkan mengikuti ujian akhir SMA
susulan di ruang perpustakaan sendirian. Melihat bakat anaknya yang
semakin bagus akhirnya ayahnya kemudian memasukan Taufik ke klub badminton SGS
Elektrik Bandung pimpinan Lutfi Hamid yang berada di Bandung, disana ia dibimbing
oleh Lie Sumirat.Taufik semakin berkembang pesat dengan
menunjukkan bakatnya di dunia bulutangkis setelah lulus SMA. Hal itulah yang
pada akhirnya membawa dia berhasil masuk Pelatnas Cipayung. Dari pelatnas
Cipayung, Taufik mengawali karirnya sebagai atlet bulutangkis. Puluhan gelar
sukses diraih oleh Taufik Hidayat.
Taufik
berhasil menjuarai event bulutangkis Indonesia Terbuka sebanyak enam kali
(1999, 2000, 2002, 2003, 2004 dan 2006). Kemudian, menjuarai Piala Thomas
(2000, 2002, 2004 dan 2006), serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003 dan 2005).
Taufik juga menyandang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002,
2006). Torehan karier terbaik Taufik yang membuat namanya dikenal dunia
adalah ketika ia berhasil menjuarai dan mebdapat medali emas di Olimpiade
Athena 2004 setelah menang melawan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak
final.
Pada 21
Agustus 2005, ia berhasil menjadi juara dunia dengan mengalahkan pemain
peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final sehingga menjadi pemain tunggal putra
pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia BWF dan Olimpiade secara
berturut-turut. Selain itu, ia juga memegang gelar juara tunggal putra Asian
Games 2002 di Busan dan 2006 yang berlangsung di Doha.
Pada 30
Januari 2009 Taufik mundur dari Pelatnas Cipayung. Setelah mengundurkan diri
dari Pelatnas Cipayung, ia menjadi pemain profesional. Pada November 2012,
Taufik membangun sebuah pusat pelatihan bulu tangkis yang bernama Taufik
Hidayat Arena (THA) yang berlokasi di Ciracas, Jakarta Timur. Pada tanggal 16
Juni 2013 Taufik Hidayat menyatakan mengundurkan diri sebagai pemain bulu
tangkis Profesional.
2. Sri Mulyani
Sebelum
diangkat menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
Kabinet Indonesia Bersatu, Sri Mulyani hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat,
sebagai konsultan di USAid sejak Agustus 2001 dalam rangka kerjasama untuk
memperkuat institusi di daerah. Yaitu, memberikan beasiswa S-2 untuk pengajar
universitas di daerah. Disana ia banyak memberikan saran dan nasihat mengenai
bagaimana mendesain program S-2 untuk pendidikan universitas di daerah maupun
program USAid lainnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Di samping itu,
ia juga mengajar tentang perekonomian Indonesia dan ekonomi makro di Georgia
University serta banyak melakukan riset dan menulis buku
Sejak tahun 2008, ia
menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko
Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh
Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan
IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di
dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di
Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober.
Sri Mulyani
Indrawati atau akrab dengan panggilan Mbak Ani, adalah seorang ekonom yang
sering tampil di panggung-panggung seminar atau dikutip di berbagai media
massa. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI)
ini juga sempat aktif menjadi penasehat pemerintah bersama sejumlah ekonom
terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid. Seperti
halnya di Indonesia, di Amerika ia juga sering mengikuti seminar, tetapi lebih
banyak masalah internasional daripada di Indonesia.
Pada awal Oktober
2002, Sri Mulyani terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter
Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA
Group). Sejak 1 November 2002, ia mewakili 12 negara anggota SEA Group di IMF.
Tugasnya sebagai executive director terkait dengan pengambilan keputusan. Untuk
menentukan berbagai program dan keputusan yang harus diambil IMF. Jadi ia tidak
hanya mewakili kepentingan Indonesia, namun mewakili kepentingan negara-negara
anggota di lembaga IMF maupun forum internasional yang relevan.
PENGALAMAN KERJA:
·
Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI), Juni 1998 – Sekarang
·
Nara Sumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim
Reformasi Hukum – Departemen Kehakiman RI, Agustus 1998 s/d Maret 1999.
·
Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum
Nasional Tahun 1999 – 2000, Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri
Kehakiman Republik Indonesia, 15 Mei 1999 – Sekarang
·
Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan
dan Moneter, Departemen Keuangan RI, Juni 1998 s/d sekarang.
·
Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI,
Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan dan Kemanusiaan, terhitung 1 April
1999 – Sekarang
·
Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan
Indonesia, Agustus 1998 – Sekarang
·
Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr.
Andrianto Widjaya NRP. 95507 Program Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi
Pertanian, Institute Pertanian Bogor, Juni 1998
·
Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri
serta Kebijaksanaan Pembangunan, PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI),
1996 – 2000
·
Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan
Publik-UI, 1996-Maret 1999\
·
Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI, Mei 1995 –
Juni 1998
·
Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI,
1993 – Mei 1995
·
Research Associate, LPEM FEUI, 1992 – Sekarang
·
Pengajar Program S1 & Program Extension FEUI, S2,
S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia, 1986 – Sekarang
·
Anggota Kelompok Kerja – GATS Departemen Keuangan, RI
1995
·
Anggota Kelompak Kerja Mobilitas Penduduk Menteri
Negara Kependudukan – BKKBN, 1995
·
Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV
Menteri Negara Kependudukan, BKKBN, Mei – Desember 1995
·
Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS,
1994 – 1995
·
Asisten Profesor, University of lllinois at Urbana,
Champaign, USA, 1990 – 199
·
Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas
Indonesia, 1985 – 1986
3. Rio Haryanto
Rio Haryanto
adalah pembalap muda berbakat berkebangsaan Indonesia. Mengawali karir balapnya
di arena Gokart Nasional dan International sejak usia 6 tahun, Pada usia 15
tahun ia mengikuti ajang balap Formula Asia 2.0, dimana ia kemudian menjadi
juara umum kelas Asia. Di tahun berikutnya, ia berhasil meningkatkan
prestasinya dengan menjadi juara umum ajang Formula BMW Pacific 2009. Pada usia
17 tahun ia telah memenuhi syarat untuk mendapatkan super license formula 1
dari Virgin F1 racing pada test drive Formula 1 di Abu Dhabi 2010. Kini ia
membalap di ajang GP2 Series bersama tim EQ8 Caterham Racing dan bertekad
menjadi pembalap Indonesia pertama yang berlaga di kejuaraan balap F1.
Rio Haryanto lahir di Solo pada 22
Januari 1993 dari pasangan Indah Pennywati dan Sinyo Haryanto. Rio kecil gemar
melakukan tantangan bersama ayahnya, anak bungsu dari 4 bersaudara ini mulai
mengemudikan Gokart pada usia 6 tahun. Mengikuti jejak kakak-kakaknya, yakni
Roy Haryanto dan Ryan Haryanto, pada tahun 1999 ia mulai terjun di arena balap,
usianya saat itu baru 6 tahun. Segera menjadi juara nasional Gokart kelas kadet
pada tahun 1999. Ikatan Motor Indonesia kemudian menganugerahinya penghargaan
sebagai Atlet Gokart Terbaik Junior pada tahun 2005 dan 2006.
Pada bulan Juni 2008 ia berhasil menjadi
juara pertama ajang Asian Karting Open Championship seri 1 di sirkuit Guia,
Makau, Cina. Setelah 7 tahun lebih berkiprah di arena balap Gokart, tahun ini
juga menandai awal karir Rio di arena balap mobil, ketika ia mengikuti ajang
balap Asian Formula Renault dan Formula Asia 2.0.
Demi meraih mimpinya untuk dapat berlaga
di arena F1, dengan dukungan sejumlah sponsor iapun kemudian beranjak
meninggalkan benua Asia untuk mengikuti ajang GP3 Europe Series 2010. Rio
berhasil meraih podium pertama di Turki, 1st Runner Up di Silverstone, 2nd
Runner Up di Monza Italy dan meraih prestasi sebagai The Best Driver Manor
Racing. Kemenangan pertama di GP3 series didapatnya saat race kedua dia
membalap di Eropa. Berkat kemenangan pertamanya, lagu Indonesia Raya
berkumandang di daratan Eropa.
Pada bulan Juli 2011 ia kembali mencatat
prestasi dengan berturut-turut menjuarai ajang GP3 Europe Series, yakni seri 5
dan seri 6, masing-masing di sirkuit Nürburgring Jerman, Hungaroring di
Budapest, dan 1st dan 2nd Runner Up di Monza Italy, serta mendapatkan
penghargaan sebagai The Best Win of Season GP3 series 2011. Pada Juni 2013 ia
berhasil naik podium dan menggenggam piala kemenangan sebagai juara kedua di
sprint race seri 5 GP2 di sirkuit Silverstone, Inggris. GP2 Series adalah ajang
balap mobil yang kerap dipertimbangkan banyak pembalap sebagai langkah awal
menuju ajang balap mobil F1. Nico Rosberg, Lewis Hamilton, Timo Glock dan Nico
Hülkenberg adalah sejumlah pembalap yang menjadikan GP2 Series sebagai batu
loncatan sebelum bertransisi ke F1.
Dengan banyaknya anggota tim teknis yang
dilibatkan serta kendaran yang memerlukan perawatan khusus, kompetisi balap
mobil adalah kompetisi yang membutuhkan dana relatif besar, oleh karenanya
dukungan para sponsor sangatlah berandil dalam kelangsungan prestasi Rio.
Sponsor utama adalah PERTAMINA perusahaan minyak terbesar di Indonesia, yang
telah mendukung Rio sejak tahun 2010, dan mendukung banyak anak bangsa yang
berprestasi mengukir kemenangan dan nama Indonesia di mancanegara. Selain itu
perusahaan penerbangan nasional PT. GARUDA INDONESIA yang selalu setia
mengantarkan Rio dan crew ke negara dimana Rio berlaga. Tidak pula ketinggalan
mendukung Rio sebuah perusahaan produsen buku tulis KIKY yang selalu
mendampingi Rio dalam belajar maupun membalap. Setiap sedang pulang ke tanah
air, iapun kerap menyempatkan diri mengunjungi panti asuhan di Solo untuk
membagikan kisah dan pengalaman tak ubahnya seorang kakak kepada adik-adiknya.
Ia selalu memotivasi dan berpesan agar tetap fokus dan pantang menyerah demi
menggapai sukses, ia berharap agar dapat menularkan semangat dan kegigihannya
kepada generasi muda nusantara, seperti cita-citanya untuk berkeliling dunia
menggaungkan nama Indonesia, berjuang demi bangsa dan negara, mengharumkan nama
Ibu Pertiwi di sirkuit balap dunia lewat perjuangannya diajang balap F1
nantinya.
3 Orang Sukses Karna Berwirausaha:
1. Mutiara
Siti Fatimah Djokosoetono
Kisahnya
dimulai dari sebuah bemo, kendaraan umum dengan roda tiga yang belakangan ini
makin sulit ditemui. Selanjutnya adalah 13 ribu armada Blue Bird, perusahaan
taksi berlogo burung biru yang didirikan oleh Mutiara Siti Fatimah
Djokosoetono, kini almarhumah.
Burung biru, sejatinya
adalah sebuah dongeng di Eropa, yang didengar oleh Mutiara, saat tinggal di
Belanda. Dongeng itu bercerita tentang nasihat seekor burung berwarna biru
kepada seorang gadis, yang intinya semua keinginan bisa digapai asal si gadis
bersedia bekerja keras dan jujur.
Dongeng ini begitu
membekas pada ibu dua anak dari perkawinannya dengan Prof. Djokosoetono itu,
yang kini namanya diabadikan sebagai salah satu nama jalan dalam kompleks
Universitas Indonesia, tempatnya mengabdi.
Dari segi bisnis,
kehidupan keluarga Mutiara dimulai saat suaminya meninggal. Satu buah bemo yang
dimiliki dan dikemudikan Chandra Soeharto, putra pertamanya, ikut menjadi
penopang perekonomian keluarga. Purnomo, adik Chandra yang tidak memiliki surat
izin mengemudi, bertugas sebagai asisten alias kondektur.
Mutiara mulai masuk ke
bisnis taksi setelah dapat hadiah dua mobil dari polisi dan tentara, sebagai
jasa atas pengabdian sang suami yang meninggal tahun 1965. Berhubung yang
selalu menyopiri adalah Chandra, maka nama yang dikenal pun Chandra Taksi.
Izin sebagai
perusahaan taksi, diperoleh Mutiara era Gubernur Ali Sadikin (alm) memimpin
Jakarta, pada tahun 1971. Sempat tidak diberikan izin lantaran belum
berpengalaman, membuat wanita kelahiran Malang, Jawa Timur itu makin kreatif.
Para penumpang Chandra Taksi dimintai rekomendasi layanan mereka, kemudian
diajukan ke Gubernur. Hasilnya: izin pun keluar.
2. Dahlan
Iskan
Dahlan
Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951; umur 61 tahun), adalah
CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Ia
juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober
2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan
diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa
Abubakar.
Karier
Awal karier
Awal karier
Karier
Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di
Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan
majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos
hingga sekarang.
Jawa
Pos
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos
yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun
menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian
terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar
terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah,
serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil
mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan
kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun
televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan
Riau TV di Pekanbaru.
Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT
Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang akan memulai pembangunan Sambungan
Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan
Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dengan panjang serat optik 4.300
kilometer.
Perusahaaan
Listrik Negara (PLN)
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur
utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama
kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin
PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia
dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana
membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah
berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda,
Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan
Citrawangan.
Menteri
Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN)
Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan
ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan
terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat
meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan
reformasi PLN.
Dahlan melaksanakan beberapa program yang
akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah
restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha.
Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan.
Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan gagal
membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (initial public
offering/IPO) di lantai bursa. Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai
bersih dari korupsi oleh masyarakat juga merupakan.
3. Puspo
Wardoyo
Puspo
Wardoyo, merintis waralaba Ayam Bakar Wong Solo hingga menjadi sebesar sekarang
ini dari titik paling bawah. Ia pernah menjajakan ayam bakar di kaki lima. Impian
itu sendiri terinpirasi oleh cerita seorang pedagang bakso yang sukses
mengarungi hidup di Medan. Ketika pria kelahiran 30 November 1957 itu tengah
merintis usaha warung lesehan di Solo selepas mengundurkan diri dari pegawai
negeri sipil, suatu saat pedagang bakso asal Solo tersebut bertandang ke tempat
Puspo.
Cerita
sukses temannya dari keuntungan berjualan baso membekas di benak Puspo.
"Saya bertekad bulat akan merantau ke Medan, " pikirnya. Untuk
mewujudkan keinginannya itu, apa boleh buat, warung makan yang termasuk perintis
warung lesehan di kota pusat kebudayaan Jawa itu pun ia jual kepada temannya.
Uang hasil penjualan yang tak seberapa itu ia manfaatkan untuk membeli tiket
bus ke Jakarta. Mengapa Jakarta? "Karena dengan uang yang saya miliki,
bekal saya belum cukup untuk merantau ke Medan, " katanya.
Ketika tengah merantau di ibu kota itu, suatu hari Puspo membaca lowongan pekerjaan sebagai guru di sebuah perguruan bernama DR Wahidin di Bagan Siapiapi, Sumatera Utara. Apa boleh buat, demi mewujudkan citacitanya, ia berusaha mengumpulkan modal dengan kembali menjadi guru. Bedanya, kali ini ia tidak lagi menjadi pegawai negeri seperti sebelumnya ketika menjadi staf pengajar mata pelajaran Pendidikan Seni di SMA Negeri Muntilan, Kabupaten Magelang. "Target saya cuma dua tahun menjadi guru lagi," katanya.
Di sinilah anak pasangan Sugiman Suki ini ketemu dengan isteri pertamanya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut. Dua tahun menjadi guru ia berhasil mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan itu sebagian ia gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada sisa Rp 700.000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki Lima di bilangan Polonia Medan.
Ketika tengah merantau di ibu kota itu, suatu hari Puspo membaca lowongan pekerjaan sebagai guru di sebuah perguruan bernama DR Wahidin di Bagan Siapiapi, Sumatera Utara. Apa boleh buat, demi mewujudkan citacitanya, ia berusaha mengumpulkan modal dengan kembali menjadi guru. Bedanya, kali ini ia tidak lagi menjadi pegawai negeri seperti sebelumnya ketika menjadi staf pengajar mata pelajaran Pendidikan Seni di SMA Negeri Muntilan, Kabupaten Magelang. "Target saya cuma dua tahun menjadi guru lagi," katanya.
Di sinilah anak pasangan Sugiman Suki ini ketemu dengan isteri pertamanya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut. Dua tahun menjadi guru ia berhasil mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan itu sebagian ia gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada sisa Rp 700.000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki Lima di bilangan Polonia Medan.
Disini
ia menyewa lahan 4x4 meter persegi seharga Rp 1.000 per hari. Suatu saat
pegawainya tertimpa masalah. Ia terlibat utang dengan rentenir. Puspo
membantunya dengan cara meminjamkan uang. Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai
membawa wartawan sebuah harian lokal Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat
suami pegawai yang ditolong Puspo kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel
itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo.
Esok hari setelah artikel dimuat, banyak orang berbondong-bondong mendatangi
warungnya. Siapa sangka jika dari sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan
sebuah usaha jaringan rumah makan yang cukup kondang di seantero Medan. Impian
untuk menaklukkan "jarak" Solo Medan lebih dekat dibanding Solo
Semarang pun menjadi kenyataan. Bukan itu saja, penilaian atas prestasi bisnis
yang dirintis Puspo lebih jauh melewati impian yang ia tinggalkan sebelumnnya.
Dari
ibu kota Sumatera Utara ini nanti Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo)
melejit ke pentas bisnis nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin
berkibarkibar setelah berhasil menaklukkan Jakarta setelah sebelumnva
"mengapung" dari daerah pinggiran. Dalam waktu relatif singkat
kehadiran Wong Solo telah merengsek dan menanamkan tonggaktonggak bisnisnya di
pusat kota metropolis ini. Ekspansinya pun semakin tak tertahankan dengan
memasuki berbagai kota besar di Indonesia.
Fenomena
Wong Solo mengundang decak kekaguman berbagai kalangan dari pejabat pemerintah,
para pelaku bisnis hingga para pengamat. Hampir semua outletnya di Jakarta
selalu sesak pengunjung, terutama di akhir pekan dan hari libur. Bahkan ketika
bulan Ramadhan kemarin, semua outlet tersebut membatasi jumlah pengunjung saat
berbuka puasa.
Skala
usaha Wong Solo itu memang belum sekelas para konglomerat masa lalu yang dengan
enteng menyebut angka aset, omset atau keuntungan per tahun yang triliunan
rupiah. "usaha saya memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat
yang kaya utang itu," paparnya. Kendati masih tergolong usaha menengah,
namun kinerja wong Solo sangat solid dan tak punya beban utang. Ia memiliki
pondasi kuat untuk terus berkembang. Untuk mewujudkan mimpimimpinya, ayah
sembilan anak dari empat istri ini telah melewati rute perjalanan yang
berlikaliku lengkap dengan segala tantangannya.
Ada
masa ketika di waktu waktu awal merintis usaha di Medan ia nyaris patah
semangat garagara selama berhari-hari tak pernah meraih untung. Hanya berjualan
dua atau tiga ekor ayam bakar plus nasi, terkadang dalam satu hari tak seekor
pun yang laku. Pernah pula seluruh dagangannya yang telah dimasak di rumah
tumpah di tengah jalan karena jalanan licin sehabis hujan. "Apa boleh
buat, saya terpaksa pulang dan memasak lagi". katanya. Istrinya yang tak
sabar melihat lambannya usaha Puspo bahkan sempat memberi tahu ayahnya agar
memberitahu ayahnya agar mempengaruhi Puspo supaya tak berjualan ayam bakar
lagi. "Mertua saya bilang, kapan kamu akan tobat," katanya menirukan
ucapan sang mertua.
Pada
awal perantauannya ke Medan, Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika
usaha warung ayam bakar “Wong Solo” akan berkembang seperi sekarang. Maklum,
rumah makan yang dibukanya hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3x4 meter
di dekat bandara Polonia, Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor
ayam per hari yang dibagibagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya
Rp 4.500 plus sepiring nasi.
Sumber:
http://safira82.blogspot.co.id/2013/06/10-profil-tokoh-pengusaha-sukses.html
0 komentar:
Posting Komentar