Jumat, 13 Januari 2017

KEWIRAUSAHAAN

Topik I : SUMBER DAYA MANUSIA BAGI ORGANISASI KEWIRAUSAHAAN
1.    Langkah-langkah dalam penyediaan SDM
Berikut ini merupakan langkah penyediaan sumber daya manusia (Hariandja, 2002):
a.    Perekrutan
Suatu proses penaikan sejumlah calon yang berpotensi untuk diseleksi menjadi pegawai. Perekrutan menjadi slah satu kegiatan yang sangat penting dalam manajemen sumber daya manusia sebab sebagai awal dari kegiatan untuk mendapatkan pegawai yang tepat untuk mengisi jabatan yang kosong, kususnya ketika supply sumber daya manusia terbatas dimana hanya sedikit pegawai yang tersedia sedangkan banyak perusahaan yang memebutuhkan tenaga kerja sehingga perusahaan bersaing untuk menarik calon pegawai yang terbaik dari yang ada (pesaing).
b.    Seleksi
Merupakan suatu proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan calon pegawai yang didapat melalui perekrutan. Seleksi tidak hanya memilih pegawai yang tepat dari sudut pandang organisasi tapi juga dari sudut pegawai yang memilih organisasi yang sesuai keinginannya. Karena seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki tapi juga oleh sikapnya terhadap organisasi dalam keyakinan bahwa organisasi yang dimasuki akan dapat mewujudkan harapan-harapan yang mengakibatkan dia senang bekerja di organisasi tersebut.
2.    Teknik pengembangan keterampilan
Teknik pengembangan keterampilan dibedakan atas (Soegoto, 2009):
a.    Teknik dalam jabatan untuk mengembangkan keterampilan (on the job teckniques for develoving skill)
b.    Teknik ruang kelas untuk mengembangkan keterampilan (class-room technique for develoving skill), termasuk berbagai tipe permainan managemen (management games) dan aktivitas permainan peranan (role playing activities). Format paling umum bagi permainan managemen membutuhkan sekelompok kecil siswa latihan untuk membuat dan kemudian mengevaluasi berbagai keputusan manajemen.
3.    Motivasi dan bentuk-bentuk komunikasi
       Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu (Sardiman A.M, 2007):
a.    Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.
b.    Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c.    Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
       Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan manusia terjadi dalam berbagai bentuk yaitu diantaranya sebagai berikut (Damastuti, 2007):
a.       Komunikasi Personal (Personal Communication)
Komunikasi Personal merupakan komunikasi yang terjadi dalam diri individu maupun antar individu. Komunikasi persona terdiri dari:
1) Komunikasi Intrapersonal merupakan komunikasi yang terjadi dalam diri individu itu sendiri. Misalnya ketika dia sedang merenung, mengevaluasi diri, dan sebagainya. 2) Komunikasi Antarpersonal merupakan komunikasi yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
b.      Komunikasi Kelompok (Group Communication)
1) Komunikasi kelompok kecil misalnya ceramah, diskusi panel, forum, seminar, dll. 2) Komunikasi kelompok besar misalnya pidato lapangan, kampanye di lapangan, dsb.
c.       Komunikasi Massa (Mass Communication) Merupakan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak besar, dengan khalayak yang heterogen dan tersebar dalam lokasi geografis yang tidak dapat ditentukan. Komunikasi massa ini biasanya menggunakan media, baik media cetak maupun media elektronik. Bentuk-bentuk komunikasi massa ini adalah pers, radio, televisi, film.
d.      Komunikasi Media (Media Communication) Merupakan media komunikasi yang terjadi dengan menggunakan media seperti : surat, telepon, poster, spanduk, dll.




Topik II : PERENCANAAN ORGANISASI
1.    Jenis-jenis perencanaan
Dalam buku manajemen dakwah dijelaskan jenis-jenis perencanaan yakni (Munir, 2006):
a.         Rencana strategis vs rencana operasional
Rencana strategis merupakan rencana yang berlaku bagi seluruh \organisasi, yaitu menentukan sasaran umum organisasi dan berusaha menempatkan organisasi tersebut kedalam lingkungannya. Sedangkan rencana operasional adalah rencana yang menempatkan rincian tentang cara mencapai keseluruhan tujuan organisasi.
b.        Rencana jangka pendek vs rencana jangka panjang
Rencana jangka pendek adalah rencana dengan asumsi kerangka waktu paling tidak selama satu tahun. Sedangkan rencana jangka panjang adalah rencana dengan kerangka batas waktu tiga tahun ke atas.
c.         Rencana yang mengarahkan (directional) vs rencana khusus
Rencana khusus adalah sebuah rencana yang telah dirumuskan dengan jelas serta tidak menyediakan ruang bagi interpretasi. Sedangkan pada rencana directional lebih menekankan pengidentifikasian garis-garis pedoman umum.
d.        Rencana sekali pakai
Rencana sekali pakai atau yang biasa yang disebut dengan “frekuensi penggunaan” adalah rencana yang digunakan sekali saja yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan situasi khusus dan diciptakan sebagai respons terhadap keputusan keputusan-keputusan yang tidak terprogram yang diambil oleh para manajer. Bentuk-bentuk rencana sekali pakai adalah: program, suatu program mengenai serangkaian kegiatan yang relatif lebih luas. Proyek merupakan rencana sekali pakai yang lingkupnya lebih sempit dan merupakan bagian yang terpisah dari program.
2.    Perencanaan dan tingkat manajemen
Perencanaan merupakan proses menentukan bagaimana organisasi bisa mencapai tujuannya. Perencanaan merupakan proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Dalam istilah yang resmi, perencanaan didefinisikan sebagai perkembangan sistematis dari program tindakan yang ditujukan pada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dengan proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebihi dahulu (Wiratmo, 1994).
Tujuan perencanaan adalah perlindungan dan kesepakatan. Perlindungan dapat diartikan meminimasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan. Kesepakatan dapat diartikan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional. Selain itu, tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasi dan timbulnya ketidakefisienan (Wiratmo, 1994).
Manajemen puncak dari suatu organisasi mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat apakah perencanaan sudah dilaksanakan atau belum serta membuat perencanaan jangka panjang. Manajemen tingkat bawah mempunyai tanggung jawab untuk kegiatan operasinal dari organisasi, mempunyai waktu yang lebih sedikit dalam proses perencanaan dibandingkan dengan manajemen tingkat atas, serta membuat perencanaan jangka pendek. Manajemen menengah menggunakan waktu yang lebih banyak dibanding dengan manajer tingkat bawah, tetapi lebih sedikit dibanding dengan manajemen tingkat atas dan membuat perencanaan jangka yang agak panjang (Wiratmo, 1994).
Langkah-langkah dalam proses perencanaan terdapat enam langkah. Langkah-langkah dalam proses perencanaan adalah sebagai berikut (Wiratmo, 1994).
1.      Menyatakan tujuan organisasi
2.      Memilih berbagai cara alternatif untuk mencapai tujuan sekali
3.      Mengembangkan premis yang menjadi dasar alternatif
4.      Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
5.      Pengembangan rencana berdasarkan altrnatif yang dipilih
6.      Memfungsikan rencana-rencana ke dalan tindakan-tindakan
3.    Pendekatan dalam perencanaan
Tiga pendekatan atau filsafat dasar untuk melaksanakan fungsi perencanaan adalah pendekatan probabilitas tinggi, pendekatan maksimasi, dan pendekatan adaptasi. Berikut merupakan penjelasan untuk masing-masing pendekatan (Wiratmo, 1994).
1.      Pendekatan Probababilitas Tinggi
Pendekatan probabilitas tinggi perencanaan didasarkan pada filsafat bahwa seharusnya terdapat probabilitas tinggi bahwa organisasi bisa mencapai keberhasilan. Perencana menggunakan pendekatan probabilitas tinggi yang ditujukan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bisan diterima. Keuntungan pendekatan probabilitas tinggi adalah menghasilkan rencana yang sangan tepat, sehingga perencana hanya memusatkan pada penemuan cara yang praktis untuk tingkat keberhasilan yang diinginkan. Kerugian pendekatan probabilitas tinggi adalah tidak mendorong rencana-rencana yang kreatif.
2.      Pendekatan Maksimasi
Pendekatan maksimasi didasarkan pada filsafat bahwa organisasi hendaknya mencapai keberhasilan sebesar mungkin. Perencana tidak puas dengan karakteristik tingkat keberhasilan yang bisa diterima dari pendekatan probabilitas tinggi, tetapi menekankan pada maksimasi keberhasilan. Keuntungan pendekatan maksimasi adalah pendekatan secara kontinu menekankan pada pencapaian keuntungan potensial penuh dari organisasi dan menggunakan teknik kuantitatif yang canggih untuk mengembangkan rencana-rencana. Kerugian pendekatan maksimasi adalah pendekatan ini biasanya memperlakukan komponen organisasi sebagai sepenuhnya bisa dikuantitatifikasi dan diprediksi, bahkan beberapa aspek organisasi, seperti perilaku manusia, tidak bisa diramalkan, dan dikuantifikasi.
3.      Pendekatan Adaptasi
Pendekatan adaptasi menekankan bahwa perencanaan yang efektif dipusatkan pada usaha membantu organisasi untuk berubah atau menyesuaikan diri dengan variabel eksternal atau internal. Perencana yang menggunakan pendekatan ini melihat perubahan organisasional sebagai tidak bisa dihindari, memusatkan diri pada antisipasi perubahan masa depan, dan menentukan melalui analisa organisasional serta memodifikasi organisasi ketika tiba saat untuk berubah. Keuntungan pendekatan adaptasi adalah pendekatan ini difokuskan pada lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi untuk memprediksi perubahan organisasional. Kerugian pendekatan adaptasi adalah penekanan yang kurang pada tujuan organisasi dibandingkan dengan pendekatan probabilitas tinggi dan pendekatan adaptasi serta kemungkinan bahwa analisa organisasi dan perubahan yang dihasilkan lebih merupakan akhir dari perencanaan daripada sebagai alat mencapai keberhasilan.
4.         Alat-Alat Perencanaan
Alat-alat perencanaan merupakan teknik yang dapat digunakan oleh wirausahawan untuk membantu mengembangkan rencana-rencana. Berikut merupakan alat-alat perencanaan (Wiratmo, 1994).
1.      Peramalan (Forecasting)
Peramalan merupakan teknik prediksi terjadnya lingkungan masa depan yang akan mempengaruhi operasi organisasi. Arti penting dari peramalan terletak pada kemampuannya untuk membanty wirausahawan mengerti dengan lebih baik perbaikan masa depan dari lingkungan organisasional yang pada gilirannya membantu wirausahawan untuk merumuskan rencana-rencana yang lebih efektif.
2.     Metode Analisa Runtun Waktu (Time Series Analysis Method)
Metode analisa runtun waktu memprediksi penjualan di masa mendatang dengan mnganalisa hubungan historis antara waktu dan penjualan. Informasi menunjukkan hubungan antara waktu dan penjualan biasanya disajikan dalam bentuk grafik. Penyajian dengan menunjukkan kecenderungan di masa lalu dapat digunakan untuk meramalkan penjualan di masa yang akan datang.
3.      Penjadwalan (Scheduling)
Penjadwalan merupakan proses perumusan daftar aktivitas yang mendetail yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organsasi. Daftar aktivitas tersebut merupakan bagian integral dari rencana organisasional. Peta gannt dan analisanetwork merupakan teknik penjadwalan.
a.                    Peta Gannt
Peta gannt merupakan peralatan penjadwalan yang dikembangkan oleh Henry L. Gannt. Peta ini pada dasarnya merupakan diagram balok dengan waktu pada sumbu horizontal dan sumber daya yang dijadwalkan berada pada sumbu vertikal.
b.                    PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT merupakan jaringan aktivitas proyek yang menunjukkan estimasi waktu yang diperlukan dalam proyek maupun hubungan berangkai aktivitas-aktivitas yang harus diikuti untuk menyelesaikan proyek.











Topik III : PENGORGANISASIAN
1.    Teori organisasi
Teori organisasi pada prinsipnya membahas keterkaitan antara faktor-faktor internal dan eksternal organisasi serta keekfetifan organisasi. Teori organisasi menarik dpelajari karena berbagai pendekatannya memberi dasar untuk memahami serta mendiagnosis organisasi secara sistematis dan ilmiah. Perkembangan teori organisasi sangat berkaitan dengan faktor lingkungan bisnis, para pemangku kepentingan, dan perkembangan teknologi (Budihardjo, 2011).
2.    Departementalisasi, rentang manajamen, hubungan scalar
Metode pembentukan hubungan formal diantara sumber daya yang paling umum adalah dengan mmbentuk departemn-departemen. departemen adalah suatu kelompok sumber daya yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan beberapa tugas organisasional. Proses pembentukan departemen dalam sistem manajemen disebut departemenlisasi. Penciptaan departemen berdasarkan pada faktor situassional, seperti fungsi-fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang dibuat, daerah yang diliput, sasaran konsumen, serta proses yang dirancang untuk pembuatan produk (Wiratmo, 1994).
Rentang manajemen merupakan pertimbangan utama ketiga dari suatu usaha pengorganisasian. Rentang manajemen menunjuk pada jumlah individu yang diawasi oleh wirausahawan. Semakin banyak individu yang diawasi oleh wirausahawan, semakin besar rentang manajemen. Sebaliknya, semakin sedikit individu yang diawasi oleh wirausahawan, semakin kecil rentang manajemen. Rentang manajemen disebut dengan rentang kekuasaan, rentang pengawasan, rentang supervisi, dan rentang tanggung jawab (Wiratmo, 1994).
Pertimbangan utama keempat dari suatu usaha pengorganisasian adalah hubungan skalar. Hubungan skalar menunjukkan para rantai komando. Organisasi kewirausahaan terbangun atas premis bahwa individu pada posisi atas memiliki kekuasaan paling besar dan derajat kekuasaan individu semakin berkuran menurut posisi relatif individu pada bagan organisasi. Semakin rendah posisi relatif individu pada bagan organisasi, semakin kecil kekuasaan yang dimiliki (Wiratmo, 1994).
3.    Pengorganisasian aktivitas individu
Tanggung jawab merupakan metode penyaluran aktivitas individu dalam organisasi yang paling mendasar. Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan aktivitas yang dibebankan. Karena tanggung jawab merupakan suatu kewajiban yang diterima oleh seseorang, tanggung jawab tersebut tidak bisa didelegasikan kepada bawahan. Tiga biadang yang berkaitan dengan tanggung jawaab adalah pembagian aktivitas kerja, menegaaskan aktivitas kerja dari manajemen, dan bertanggungjawab (Wiratmo, 1994).
Wewenang merupakan hak untuk melaksanakan atau memerintah. Wewenang memungkinkan pemegangnya bertindak dengan cara tertentu dan mempengaruhi secara langsung tindakan dari orang lain melalui perintah yang dikeluarkannya. Tiga tipe utama wewenang bisa mempunyai keberadaan dalam organisasi adalah wewenang lini, wewenang staf, dan wewenang fungsional (Wiratmo, 1994).
Perbedaan menyolok yang ada pada sejumlah aktivitas kerja relatif dan jumlah wewenang relatif uang didelegasikan kepada bawahan dari satu organisasi dan organisasi lainnya. Istilah sentralisasi dan desentralisasi menguraikan tingkatan umum dimana pendelegasian ada dalam suatu organisasi. Istilah tersebut dapat divisualisasikan pada ujung yang berlawanan dari rangkaian kesatuan (Wiratmo, 1994).
4.    Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasi (organizational development - OD) bukanlah sebuah konsep tunggal yang mudah didefinisikan, melainkan sebuah istilah yang digunakan untuk mencakup sekumpulan intervensi perubahan terencana yang dikembangkan berdasarkan berbagai nilai humanistis-demokratis, yang berupaya meningkatkan keefektifan organisasi dan kesejahteraan karyawan. Paradigma OD menempatkan perkembangan manusia dan organisasi, proses-proses kolaboratif dan partisipatif dan semangat meneliti diposisi yang penting. Berikut ini disajikan secara ringkas nilai-nilai yang mendasari kebanyakan upaya OD (Robbins, 2008):
a.    Penghormatan terhadap manusia. Manusia dipandang sebagai makhluk yang bertanggung jawab, sadar, dan memiliki kepedulian. Mereka harus diperlakukan dengan penuh martabat dan penghormatan.
b.    Kepercayaan dan dukungan. Organisasi yang efektif dan sehat ditandai dengan kepercayaan,autentisitas, keterbukaan dan suasana yang mendukung.
c.    Penyeimbang kekuasaan. Organisasi yang efektf tidak memberi tekanan terlalu besar pada wewenang dan kendali yang bersifat hierarkis.
d.   Konfrontasi. Masalah tidak semestinya disembunyikan. Masalah sebaiknya dikonfrontasi secara terbuka.
e.    Partisispasi. Semakin banyak orang yang akan terkena dampak oleh sebuah perubahan dilibatkan dalam keputusan menyangkut perubahan itu, mereka akan semakin berkomitmen untuk menerapkan keputusan-keputusan itu.


KESIMPULAN
1.        Langkah-langkah dalam penyediaan SDM yaitu Perekrutan, Seleksi. Teknik pengembangan keterampilan yaitu teknik dalam jabatan untuk mengembangkan keterampilan (on the job teckniques for develoving skill), teknik ruang kelas untuk mengembangkan keterampilan (class-room technique for develoving skill). Motivasi dan bentuk-bentuk komunikasi bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.  Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan manusia terjadi dalam berbagai bentuk yaitu diantaranya Komunikasi, Personal (Personal Communication), Komunikasi Kelompok (Group Communication), Komunikasi Massa (Mass Communication), Komunikasi Media (Media Communication.
2.        Jenis-jenis perencanaan yaitu Rencana strategis vs rencana operasional, Rencana jangka pendek vs rencana jangka panjang, Rencana yang mengarahkan (directional) vs rencana khusus, Rencana sekali pakai. Perencanaan dan tingkat manajemen Perencanaan merupakan proses menentukan bagaimana organisasi bisa mencapai tujuannya. Perencanaan merupakan proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Tingkat manajemen yaitu Manajemen puncak, Manajemen tingkat bawah, Manajemen menengah. Pendekatan dalam perencanaan yaitu Pendekatan Probababilitas Tinggi, Pendekatan Maksimasi, Pendekatan Adaptasi. Alat-Alat Perencanaan yaitu  Peramalan (Forecasting), Metode Analisa Runtun Waktu (Time Series Analysis Method), Penjadwalan (Scheduling).
3.        Pertimbangan-pertingan utama dari suatu pengorganisasian adalah departemenlisasi, rentang manajemen, dan hubungan scalar. Tujuan organisasi adalah target ke arah mana sistem manajemen terbuka diarahkan. Jika sebuah organisasi mencapai tujuannya, organisasi tersebut secara serentak mencapai maksudnya dan karenanya membenarkan alasan bagi keberadaanya. Tujuan organisasi memberi wirausahawan dan anggota organisasi garis pedoman bagi tindakan-tindakan pada bidang, seperti pembuatan keputusan, efisiensi organisasi, konsistensi organisasi, dan evaluasi kinerja

DAFTAR PUSTAKA
Budihardjo, Andreas. 2011. Organisasi: Menuju Pencapaian Kinerja Optimum. Jakarta: Prasetya Mulya Publishing.
Darmastuti, Rini. 2007. Etika PR dan E-PR. Yogyakarta : Gava Media.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Munir. M. dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Robbins, Stephen P dan Timothy A Judge. 2008. Perilaku Organisasi 2 (ed. 12) HVS. Jakarta: Salemba Empat.
Sardiman A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Soegoto, Eddy Soeryanto. 2009. Entrpreneurship: menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: PT Flex Media Komputindo.
Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma

0 komentar:

Posting Komentar