Topik I :
SUMBER DAYA MANUSIA BAGI ORGANISASI KEWIRAUSAHAAN
1.
Langkah-langkah
dalam penyediaan SDM
Berikut ini merupakan langkah
penyediaan sumber daya manusia (Hariandja, 2002):
a. Perekrutan
Suatu proses penaikan sejumlah calon
yang berpotensi untuk diseleksi menjadi pegawai. Perekrutan menjadi slah satu
kegiatan yang sangat penting dalam manajemen sumber daya manusia sebab sebagai
awal dari kegiatan untuk mendapatkan pegawai yang tepat untuk mengisi jabatan
yang kosong, kususnya ketika supply sumber
daya manusia terbatas dimana hanya sedikit pegawai yang tersedia sedangkan
banyak perusahaan yang memebutuhkan tenaga kerja sehingga perusahaan bersaing
untuk menarik calon pegawai yang terbaik dari yang ada (pesaing).
b. Seleksi
Merupakan suatu proses untuk
memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan calon pegawai yang didapat melalui
perekrutan. Seleksi tidak hanya memilih pegawai yang tepat dari sudut pandang
organisasi tapi juga dari sudut pegawai yang memilih organisasi yang sesuai
keinginannya. Karena seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan yang
dimiliki tapi juga oleh sikapnya terhadap organisasi dalam keyakinan bahwa
organisasi yang dimasuki akan dapat mewujudkan harapan-harapan yang
mengakibatkan dia senang bekerja di organisasi tersebut.
2.
Teknik pengembangan
keterampilan
Teknik pengembangan keterampilan
dibedakan atas (Soegoto, 2009):
a. Teknik dalam
jabatan untuk mengembangkan keterampilan (on
the job teckniques for develoving skill)
b. Teknik ruang
kelas untuk mengembangkan keterampilan (class-room
technique for develoving skill), termasuk berbagai tipe permainan managemen
(management games) dan aktivitas
permainan peranan (role playing
activities). Format paling umum bagi permainan managemen membutuhkan
sekelompok kecil siswa latihan untuk membuat dan kemudian mengevaluasi berbagai
keputusan manajemen.
3.
Motivasi dan
bentuk-bentuk komunikasi
Motivasi adalah suatu perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan
didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat
pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan, maka dalam
motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu (Sardiman A.M, 2007):
a. Bahwa
motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam
system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.
b. Motivasi
ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam hal
ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang
dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi
akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan
manusia terjadi dalam berbagai bentuk yaitu diantaranya sebagai berikut
(Damastuti, 2007):
a.
Komunikasi Personal (Personal
Communication)
Komunikasi Personal merupakan komunikasi yang
terjadi dalam diri individu maupun antar individu. Komunikasi persona terdiri
dari:
1) Komunikasi
Intrapersonal merupakan komunikasi yang terjadi dalam diri individu itu
sendiri. Misalnya ketika dia sedang merenung, mengevaluasi diri, dan
sebagainya. 2) Komunikasi Antarpersonal merupakan komunikasi yang terjadi
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
b. Komunikasi
Kelompok (Group Communication)
1) Komunikasi
kelompok kecil misalnya ceramah, diskusi panel, forum, seminar, dll. 2)
Komunikasi kelompok besar misalnya pidato lapangan, kampanye di lapangan, dsb.
c. Komunikasi
Massa (Mass Communication) Merupakan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak
besar, dengan khalayak yang heterogen dan tersebar dalam lokasi geografis yang
tidak dapat ditentukan. Komunikasi massa ini biasanya menggunakan media, baik
media cetak maupun media elektronik. Bentuk-bentuk komunikasi massa ini adalah
pers, radio, televisi, film.
d. Komunikasi
Media (Media Communication) Merupakan media komunikasi yang terjadi dengan
menggunakan media seperti : surat, telepon, poster, spanduk, dll.
Topik II :
PERENCANAAN ORGANISASI
1.
Jenis-jenis
perencanaan
Dalam buku manajemen dakwah
dijelaskan jenis-jenis perencanaan yakni (Munir, 2006):
a.
Rencana strategis vs rencana operasional
Rencana strategis merupakan rencana
yang berlaku bagi seluruh \organisasi, yaitu menentukan sasaran umum organisasi
dan berusaha menempatkan organisasi tersebut kedalam lingkungannya. Sedangkan
rencana operasional adalah rencana yang menempatkan rincian tentang cara
mencapai keseluruhan tujuan organisasi.
b.
Rencana jangka pendek vs rencana jangka
panjang
Rencana jangka pendek adalah
rencana dengan asumsi kerangka waktu paling tidak selama satu tahun. Sedangkan
rencana jangka panjang adalah rencana dengan kerangka batas waktu tiga tahun ke
atas.
c.
Rencana yang mengarahkan (directional)
vs rencana khusus
Rencana khusus adalah sebuah
rencana yang telah dirumuskan dengan jelas serta tidak menyediakan ruang bagi
interpretasi. Sedangkan pada rencana directional lebih menekankan
pengidentifikasian garis-garis pedoman umum.
d.
Rencana sekali pakai
Rencana sekali pakai atau yang
biasa yang disebut dengan “frekuensi penggunaan” adalah rencana yang digunakan
sekali saja yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
situasi khusus dan diciptakan sebagai respons terhadap keputusan
keputusan-keputusan yang tidak terprogram yang diambil oleh para manajer.
Bentuk-bentuk rencana sekali pakai adalah: program, suatu program mengenai
serangkaian kegiatan yang relatif lebih luas. Proyek merupakan rencana sekali
pakai yang lingkupnya lebih sempit dan merupakan bagian yang terpisah dari
program.
2.
Perencanaan
dan tingkat manajemen
Perencanaan merupakan proses
menentukan bagaimana organisasi bisa mencapai tujuannya. Perencanaan merupakan
proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk
mencapai tujuannya. Dalam istilah yang resmi, perencanaan didefinisikan sebagai
perkembangan sistematis dari program tindakan yang ditujukan pada pencapaian
tujuan bisnis yang telah disepakati dengan proses analisa, evaluasi, seleksi
diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebihi dahulu (Wiratmo,
1994).
Tujuan perencanaan adalah
perlindungan dan kesepakatan. Perlindungan dapat diartikan meminimasi resiko
dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan
konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan. Kesepakatan dapat diartikan
untuk meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional. Selain itu, tujuan
perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasi dan timbulnya ketidakefisienan
(Wiratmo, 1994).
Manajemen
puncak dari suatu organisasi mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat
apakah perencanaan sudah dilaksanakan atau belum serta membuat perencanaan
jangka panjang. Manajemen tingkat bawah mempunyai
tanggung jawab untuk kegiatan operasinal dari organisasi, mempunyai waktu yang
lebih sedikit dalam proses perencanaan dibandingkan dengan manajemen tingkat
atas, serta membuat perencanaan jangka pendek. Manajemen menengah menggunakan
waktu yang lebih banyak dibanding dengan manajer tingkat bawah, tetapi lebih
sedikit dibanding dengan manajemen tingkat atas dan membuat perencanaan jangka
yang agak panjang (Wiratmo, 1994).
Langkah-langkah dalam proses
perencanaan terdapat enam langkah. Langkah-langkah dalam proses perencanaan
adalah sebagai berikut (Wiratmo, 1994).
1. Menyatakan
tujuan organisasi
2. Memilih
berbagai cara alternatif untuk mencapai tujuan sekali
3. Mengembangkan
premis yang menjadi dasar alternatif
4. Memilih
alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
5. Pengembangan
rencana berdasarkan altrnatif yang dipilih
6. Memfungsikan
rencana-rencana ke dalan tindakan-tindakan
3.
Pendekatan
dalam perencanaan
Tiga pendekatan atau filsafat dasar
untuk melaksanakan fungsi perencanaan adalah pendekatan probabilitas tinggi,
pendekatan maksimasi, dan pendekatan adaptasi. Berikut merupakan penjelasan
untuk masing-masing pendekatan (Wiratmo, 1994).
1. Pendekatan
Probababilitas Tinggi
Pendekatan probabilitas tinggi perencanaan didasarkan pada filsafat bahwa
seharusnya terdapat probabilitas tinggi bahwa organisasi bisa mencapai
keberhasilan. Perencana menggunakan pendekatan probabilitas tinggi yang
ditujukan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bisan diterima.
Keuntungan pendekatan probabilitas tinggi adalah menghasilkan rencana yang
sangan tepat, sehingga perencana hanya memusatkan pada penemuan cara yang
praktis untuk tingkat keberhasilan yang diinginkan. Kerugian pendekatan
probabilitas tinggi adalah tidak mendorong rencana-rencana yang kreatif.
2. Pendekatan
Maksimasi
Pendekatan maksimasi didasarkan pada filsafat bahwa organisasi hendaknya
mencapai keberhasilan sebesar mungkin. Perencana tidak puas dengan
karakteristik tingkat keberhasilan yang bisa diterima dari pendekatan
probabilitas tinggi, tetapi menekankan pada maksimasi keberhasilan. Keuntungan
pendekatan maksimasi adalah pendekatan secara kontinu menekankan pada
pencapaian keuntungan potensial penuh dari organisasi dan menggunakan teknik
kuantitatif yang canggih untuk mengembangkan rencana-rencana. Kerugian
pendekatan maksimasi adalah pendekatan ini biasanya memperlakukan komponen
organisasi sebagai sepenuhnya bisa dikuantitatifikasi dan diprediksi, bahkan
beberapa aspek organisasi, seperti perilaku manusia, tidak bisa diramalkan, dan
dikuantifikasi.
3. Pendekatan
Adaptasi
Pendekatan adaptasi menekankan bahwa perencanaan yang efektif dipusatkan
pada usaha membantu organisasi untuk berubah atau menyesuaikan diri dengan
variabel eksternal atau internal. Perencana yang menggunakan pendekatan ini
melihat perubahan organisasional sebagai tidak bisa dihindari, memusatkan diri
pada antisipasi perubahan masa depan, dan menentukan melalui analisa
organisasional serta memodifikasi organisasi ketika tiba saat untuk berubah.
Keuntungan pendekatan adaptasi adalah pendekatan ini difokuskan pada lingkungan
eksternal dan lingkungan internal dari organisasi untuk memprediksi perubahan
organisasional. Kerugian pendekatan adaptasi adalah penekanan yang kurang pada
tujuan organisasi dibandingkan dengan pendekatan probabilitas tinggi dan
pendekatan adaptasi serta kemungkinan bahwa analisa organisasi dan perubahan
yang dihasilkan lebih merupakan akhir dari perencanaan daripada sebagai alat
mencapai keberhasilan.
4.
Alat-Alat Perencanaan
Alat-alat perencanaan merupakan teknik yang dapat digunakan oleh
wirausahawan untuk membantu mengembangkan rencana-rencana. Berikut merupakan
alat-alat perencanaan (Wiratmo, 1994).
1. Peramalan (Forecasting)
Peramalan merupakan teknik prediksi terjadnya lingkungan masa depan yang
akan mempengaruhi operasi organisasi. Arti penting dari peramalan terletak pada
kemampuannya untuk membanty wirausahawan mengerti dengan lebih baik perbaikan
masa depan dari lingkungan organisasional yang pada gilirannya membantu
wirausahawan untuk merumuskan rencana-rencana yang lebih efektif.
2. Metode
Analisa Runtun Waktu (Time Series Analysis Method)
Metode analisa runtun waktu memprediksi penjualan di masa mendatang dengan
mnganalisa hubungan historis antara waktu dan penjualan. Informasi menunjukkan
hubungan antara waktu dan penjualan biasanya disajikan dalam bentuk grafik.
Penyajian dengan menunjukkan kecenderungan di masa lalu dapat digunakan untuk
meramalkan penjualan di masa yang akan datang.
3. Penjadwalan
(Scheduling)
Penjadwalan merupakan proses perumusan daftar aktivitas yang mendetail yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan organsasi. Daftar aktivitas tersebut
merupakan bagian integral dari rencana organisasional. Peta gannt dan
analisanetwork merupakan teknik penjadwalan.
a.
Peta Gannt
Peta gannt merupakan peralatan penjadwalan yang
dikembangkan oleh Henry L. Gannt. Peta ini pada dasarnya merupakan diagram
balok dengan waktu pada sumbu horizontal dan sumber daya yang dijadwalkan
berada pada sumbu vertikal.
b.
PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT merupakan jaringan aktivitas proyek yang menunjukkan estimasi waktu
yang diperlukan dalam proyek maupun hubungan berangkai aktivitas-aktivitas yang
harus diikuti untuk menyelesaikan proyek.
Topik III :
PENGORGANISASIAN
1.
Teori
organisasi
Teori organisasi pada prinsipnya
membahas keterkaitan antara faktor-faktor internal dan eksternal organisasi
serta keekfetifan organisasi. Teori organisasi menarik dpelajari karena
berbagai pendekatannya memberi dasar untuk memahami serta mendiagnosis
organisasi secara sistematis dan ilmiah. Perkembangan teori organisasi sangat
berkaitan dengan faktor lingkungan bisnis, para pemangku kepentingan, dan
perkembangan teknologi (Budihardjo, 2011).
2.
Departementalisasi,
rentang manajamen, hubungan scalar
Metode pembentukan hubungan formal diantara sumber daya
yang paling umum adalah dengan mmbentuk departemn-departemen. departemen adalah
suatu kelompok sumber daya yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan
beberapa tugas organisasional. Proses pembentukan departemen dalam sistem
manajemen disebut departemenlisasi. Penciptaan departemen berdasarkan pada
faktor situassional, seperti fungsi-fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang
dibuat, daerah yang diliput, sasaran konsumen, serta proses yang dirancang
untuk pembuatan produk (Wiratmo, 1994).
Rentang manajemen merupakan pertimbangan utama ketiga
dari suatu usaha pengorganisasian. Rentang manajemen menunjuk pada jumlah
individu yang diawasi oleh wirausahawan. Semakin banyak individu yang diawasi
oleh wirausahawan, semakin besar rentang manajemen. Sebaliknya, semakin sedikit
individu yang diawasi oleh wirausahawan, semakin kecil rentang manajemen.
Rentang manajemen disebut dengan rentang kekuasaan, rentang pengawasan, rentang
supervisi, dan rentang tanggung jawab (Wiratmo, 1994).
Pertimbangan utama keempat dari suatu usaha
pengorganisasian adalah hubungan skalar. Hubungan skalar menunjukkan para
rantai komando. Organisasi kewirausahaan terbangun atas premis bahwa individu
pada posisi atas memiliki kekuasaan paling besar dan derajat kekuasaan individu
semakin berkuran menurut posisi relatif individu pada bagan organisasi. Semakin
rendah posisi relatif individu pada bagan organisasi, semakin kecil kekuasaan
yang dimiliki (Wiratmo, 1994).
3.
Pengorganisasian
aktivitas individu
Tanggung jawab merupakan metode penyaluran aktivitas
individu dalam organisasi yang paling mendasar. Tanggung jawab merupakan
kewajiban untuk melaksanakan aktivitas yang dibebankan. Karena tanggung jawab
merupakan suatu kewajiban yang diterima oleh seseorang, tanggung jawab tersebut
tidak bisa didelegasikan kepada bawahan. Tiga biadang yang berkaitan dengan
tanggung jawaab adalah pembagian aktivitas kerja, menegaaskan aktivitas kerja
dari manajemen, dan bertanggungjawab (Wiratmo, 1994).
Wewenang merupakan hak untuk melaksanakan atau
memerintah. Wewenang memungkinkan pemegangnya bertindak dengan cara tertentu
dan mempengaruhi secara langsung tindakan dari orang lain melalui perintah yang
dikeluarkannya. Tiga tipe utama wewenang bisa mempunyai keberadaan dalam
organisasi adalah wewenang lini, wewenang staf, dan wewenang fungsional
(Wiratmo, 1994).
Perbedaan menyolok yang ada pada sejumlah aktivitas
kerja relatif dan jumlah wewenang relatif uang didelegasikan kepada bawahan
dari satu organisasi dan organisasi lainnya. Istilah sentralisasi dan
desentralisasi menguraikan tingkatan umum dimana pendelegasian ada dalam suatu
organisasi. Istilah tersebut dapat divisualisasikan pada ujung yang berlawanan
dari rangkaian kesatuan (Wiratmo, 1994).
4.
Pengembangan
organisasi
Pengembangan
organisasi (organizational development -
OD) bukanlah sebuah konsep tunggal yang mudah didefinisikan, melainkan
sebuah istilah yang digunakan untuk mencakup sekumpulan intervensi perubahan
terencana yang dikembangkan berdasarkan berbagai nilai humanistis-demokratis,
yang berupaya meningkatkan keefektifan organisasi dan kesejahteraan karyawan.
Paradigma OD menempatkan perkembangan manusia dan organisasi, proses-proses
kolaboratif dan partisipatif dan semangat meneliti diposisi yang penting. Berikut
ini disajikan secara ringkas nilai-nilai yang mendasari kebanyakan upaya OD (Robbins,
2008):
a.
Penghormatan terhadap manusia. Manusia dipandang
sebagai makhluk yang bertanggung jawab, sadar, dan memiliki kepedulian. Mereka
harus diperlakukan dengan penuh martabat dan penghormatan.
b.
Kepercayaan dan dukungan. Organisasi yang efektif dan
sehat ditandai dengan kepercayaan,autentisitas, keterbukaan dan suasana yang
mendukung.
c.
Penyeimbang kekuasaan. Organisasi yang efektf tidak
memberi tekanan terlalu besar pada wewenang dan kendali yang bersifat
hierarkis.
d.
Konfrontasi. Masalah tidak semestinya disembunyikan.
Masalah sebaiknya dikonfrontasi secara terbuka.
e.
Partisispasi. Semakin banyak orang yang akan terkena
dampak oleh sebuah perubahan dilibatkan dalam keputusan menyangkut perubahan
itu, mereka akan semakin berkomitmen untuk menerapkan keputusan-keputusan itu.
KESIMPULAN
1.
Langkah-langkah dalam penyediaan SDM yaitu Perekrutan,
Seleksi. Teknik pengembangan keterampilan yaitu teknik dalam jabatan untuk
mengembangkan keterampilan (on the job
teckniques for develoving skill), teknik ruang kelas untuk mengembangkan keterampilan (class-room technique for develoving skill).
Motivasi dan bentuk-bentuk komunikasi bahwa motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan
motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system
"neurophysiological" yang ada pada organisme manusia. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa
"feeling", afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah
laku manusia. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. Komunikasi yang terjadi
dalam kehidupan manusia terjadi dalam berbagai bentuk yaitu diantaranya Komunikasi,
Personal (Personal Communication), Komunikasi Kelompok (Group Communication), Komunikasi
Massa (Mass Communication), Komunikasi Media (Media Communication.
2.
Jenis-jenis perencanaan yaitu Rencana
strategis vs rencana operasional, Rencana jangka pendek vs rencana jangka
panjang, Rencana yang mengarahkan (directional) vs rencana khusus, Rencana
sekali pakai. Perencanaan dan tingkat manajemen Perencanaan
merupakan proses menentukan bagaimana organisasi bisa mencapai tujuannya.
Perencanaan merupakan proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan
organisasi untuk mencapai tujuannya. Tingkat manajemen yaitu Manajemen
puncak, Manajemen tingkat bawah, Manajemen menengah. Pendekatan
dalam perencanaan yaitu Pendekatan Probababilitas Tinggi, Pendekatan Maksimasi, Pendekatan Adaptasi. Alat-Alat Perencanaan yaitu Peramalan
(Forecasting), Metode
Analisa Runtun Waktu (Time Series Analysis Method), Penjadwalan (Scheduling).
3.
Pertimbangan-pertingan utama dari suatu
pengorganisasian adalah departemenlisasi, rentang manajemen, dan hubungan
scalar. Tujuan organisasi adalah target ke arah mana sistem manajemen terbuka
diarahkan. Jika sebuah organisasi mencapai tujuannya, organisasi tersebut
secara serentak mencapai maksudnya dan karenanya membenarkan alasan bagi
keberadaanya. Tujuan organisasi memberi wirausahawan dan anggota organisasi
garis pedoman bagi tindakan-tindakan pada bidang, seperti pembuatan keputusan,
efisiensi organisasi, konsistensi organisasi, dan evaluasi kinerja
DAFTAR
PUSTAKA
Budihardjo, Andreas. 2011. Organisasi: Menuju Pencapaian Kinerja Optimum.
Jakarta: Prasetya Mulya Publishing.
Darmastuti, Rini. 2007. Etika PR dan E-PR.
Yogyakarta : Gava Media.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Munir. M. dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Robbins, Stephen P dan Timothy A Judge. 2008. Perilaku
Organisasi 2 (ed. 12) HVS. Jakarta: Salemba Empat.
Sardiman A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar.
Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Soegoto, Eddy Soeryanto. 2009. Entrpreneurship:
menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: PT Flex Media Komputindo.
Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta:
Universitas Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar