Selasa, 15 Oktober 2013

Karya Ilmiah




Karya ilmiah merupakan laporan tertulis dan di tebitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dilakukan dan ditaati oleh masyarakatkeilmuan.
Karya ilmiah dibagi menjadi beberapa macam yaitu diantaranya: 
-         Laporan Penelitian
-         Makalah
-         Ertikel jurnal

Pada perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. 
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan betapa pentingnya penulisan karya ilmiah bagi penunjang studi para mahasiswa/i, karena bagimanapun sebagai seorang mahasiswa nantinya kita akan dihadapkan dengan yang namanya karya ilmiah apapun itu bentuknya baik itu laporan penelitian, simposium, dan artikel penelitian, dan yang paling penting adalah tugas akhir kita (skripsi) sebelum kita menyelesaikan studi. 


Jenis-Jenis Karangan
  1. Karangan Narasi
karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun  menurut  urutan  waktu.Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.
Ciri-ciri karangan karangan narasi:
a.       Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa.
b.      Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukan peristiwa awal sampai akhir.
c.       Menempilkan pelaku peristiwa atau kejadian.
d.      Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci.

  1. Karangan Deskripsi
karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.
            Ciri-ciri karangan deskripsi:
a.       Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b.      Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
c.       Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d.      Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

  1. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
Ciri-ciri karangan eksposisi:
    1. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
    2. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
    3. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
    4. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
    5. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

  1. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

  1. Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
      Ciri-ciri karangan argumentasi:
a.       Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.
b.      Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c.       Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d.      Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas
e.       Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian

Ciri-Ciri Karya Ilmiah
Sebuah karya ilmiah harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Objektif, data yang disajikan fakta yang diungkapkan berdasarkan fakta berdasarkan fakta yang sebenarnya, tidak memihak pada satu pihak. Setiap pernyataan juga dinyatakan pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan.
  2. Netral, dapat dilihat pada setiap pernyataan bebas dari kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
  3. Sistemetis, uraian yang terdapat pada karya ilmiah mengikuti pola tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
  4. Logis, kelogisan dapat dilihat dalam pola nalar yang digunakan, ppola nalar induktif atau deduktif.Jika bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
  5. Menyajikan fakta, Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta.
  6. Penggunaan Bahasa, Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Langkah-Langkah dalam Penulisan
I.                   Tahap Persiapan
Dalam penulisan karya ilmiah tahap persiapan merupakan tahap pertama dan penting untuk melakukan penulisan ilmiah atau kunci untuk dapat melanjutkan tahap penulisan ilmiah berikutnya. Tahap persiapan ini dibagi lagi menjadi beberapa langkah, diantaranya :

1.      Pemilihan Topik, Tema dan Rumusan Masalah.
a.       Menentukan Tema
Tema haruslah lebih dulu tergambar oleh penulis sebab ruang lingkupnya lebih luas dan abstrak. Sehingga, dengan adanya tema maka penulis dapat menentukan topik yang akan dibahas atau dikaji kedepannya, dan penulis dapat fokus serta bahasannya tidak akan keluar dari tema yang sudah ditetapkan sebelumnya.
b.      Menentukan Rumusan Masalah & Topik
Setelah menetapkan tema yang akan dikaji, maka penulis dapat menentukan sebuah rumusan masalah lalu topik yang ruang lingkupnya lebih sempit dan terbatas. Untuk itu, perlu adanya rumusan masalah yang merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui  pengumpulan data. Jadi, penulis harus dapat menjawab pertanyaan yang penulis buat sendiri terlebih dahulu dan tentunya masih dalam lingkup tema yang ditetapkan sebelumnya.
Setelah mendapat rumusan masalah maka penulis dapat menentukan topik yang juga harus memiliki data ataupun fakta pendukung.

2.      Pemilihan Judul
Judul juga dapat diartikan sebagai gambaran singkat terhadap isi karya yang dikaji.Jadi, judul haruslah berkaitan erat dengan isi karya ilmiah tersebut.
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan judul yang baik, yakni :
a.       Harus berbentuk frasa (frasa adalah satuan gramatikal yang berupa   gabungan kata yang bersifat nonpredikatif). Contoh judul: Kesalahan Sistem Perindustrian.
b.      Tanpa ada singkatan atau akronim.
c.       Awal kata harus huruf capital kecuali kata penghubung.
d.      Tanpa tanda baca di akhir judul.
e.       Menarik perhatian.
f.        Logis dan sesuai dengan isi.
3.      Menentukan Tujuan, Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah, dan Lingkup Materi.

4.      Penulis harus melewati langkah ini sebab penulis harus mengetahui dan menentukan tujuan dibuatnya karya ilmiah tersebut, apakah untuk membuat sebuah penemuan baru yang berguna untuk masyarakat luas, memotivasi pembaca agar lebih sukses ataupun agar terjadi perubahan sistem yang lebih baik kedepannya. Selain itu, penulis harus mengetahui kepada siapa akan disampaikannya karya ilmiah tersebut, mungkin untuk dipublikasikan ke masyarakat umum atau hanya kalangan tertentu saja, sehingga pesan-pesan yang penulis sampaikan dalam karya ilmiah dapat dipahami oleh pembaca dan tepat sasaran sebab sudah kewajiban bagi seorang penulis karya ilmiah untuk memuaskan kebutuhan pembaca yang akan menerima informasi dari karya ilmiah tersebut. Lingkup materi juga dipertimbangkan untuk memperkirakan cakupan materi yang akan dibahas dan berapa banyak informasi yang disampaikan dalam karya ilmiah.

II.                Tahap Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Karya Ilmiah
Data dan informasi yang didapat harus sesuai dengan topik atau bahasan dalam karya ilmiah tersebut, logis, mengandung fakta, dapat diuji kebenarannya dan juga mengandung landasan-landasan teori ataupun keilmuan yang telah diakui. Ada beberapacara yang dapat dilakukan penulis untuk mendapat data dan informasi pendukung, diantaranya :

1.      Memanfaatkan perpustakaan yang ada disekitar penulis. 
Pada umumnya, perpustakaan  mempunyai berbagai data dan informasi yang tersedia dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual.
Salah satu hal yang harus dilakukan saat memasuki perpustakaan yaitu memahami di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada.Beberapa tempat di perpustakaan yang patut dituju penulis adalah bagian referensi yang terdiri dari koleksi encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus, juga buku-buku teori menurut para ahli atau buku sains yang mendukung.
2.      Menyusun angket dan mengadakan wawancara
Untuk mendapat informasi yang diinginkan penulis maka salah satu caranya adalah dengan mengadakan wawancara kepada pakar atau ahli-ahli yang telah diakui dan dapat menunjang informasi untuk mendukung karya ilmiah yang akan dibuat. Secara umum, ada empat langkah yang dilakukan penulis karya ilmiah dalam melakukan keberhasilan wawancara, yaitu :
a.       Menentukan siapa pihak yang tepat untuk diwawancarai.
b.      Mempersiapkan pedoman wawancara dan menyusun angket ataupun rangkaian pertanyaan yang akan ditanyakan.
c.       Melaksanakan wawancara.
d.      Mengolah hasil wawancara.

3.      Mengadakan praktek ke lapangan atau langsung mengadakan survey pembuktiannya untuk mendapat data serta informasi yang lebih tepat dan meyakinkan dalam mendukung karya ilmiah yang akan dibuat.
.

4.      Menggunakan media internet untuk mendapat beberapa artikel penting dan yang telah diakui untuk referensi data serta informasi yang dibutuhkan

III.             Tahap Hipotesis
Hipotesis  perlu dikembangkan agar penulis dapat memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang diangkat. Ini penting untuk dilakukan agar mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan masalah yang akan dihadapi dalam karya ilmiah tersebut. Hipotesis untuk kepentingan karya tulis ilmiah ini tidak harus dirumuskan secara formal seperti pada karya tulis penelitian. Fungsi utama hipotesis dalam karya tulis ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi ilmiah agar bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi jika berupaya memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan pendekatan-pendekatan tertentu.

IV.              Tahap Penulisan Karya Ilmiah
Istilah penulisan dipakai untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan dan pernyataan gagasan orang lain. Pihak yang menyusun kembali beberapa hal-hal yang sudah dikemukakan oleh orang lain dan mengumpulkan data atau informasi tambahan lain lagi disebut penulis.
Tahap penulisan karya ilmiah merupakan tahap menentukan bagi penulis untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang diinginkan. Namun, di dalam tahap ini masih ada beberapa langkah lagi yang dilaksanakan, yaitu:
    1. Menyusun Kerangka Penulisan Karya Ilmiah.
Kerangka untuk karya ilmiah yang akan dibuat haruslah ditentukan terlebih dahulu dalam tahap ini. Jadi, dalam kerangka sudah terdeskripsikan bagian-bagian apa saja yang akan dicantumkan dalam karya ilmiah yang akan dibuat, misalnya dibutuhkan adanya daftar pustaka, lembar pengesahan ataupun lampiran pendukung.





    1. Melengkapi, Menyusun, dan Menulis Draf.
Pada langkah ini, penulis mulai melengkapi data dan menyusunnya secara berurutan dan rinci sesuai dengan kerangka penulisan karya ilmiah yang telah disusun pada langkah sebelumnya.Kekurangan salah satu bagian saja dari kerangka yang telah disusun maka karya ilmiah yang dibuat oleh penulis tersebut berkurang nilanya.Untuk itu, penulis harus benar-benar fokus dalam mengerjakannya. Setelah melengkapi dan menyusun data, penulis sebaiknya lebih dulu menulis draf atau tulisan kasar terhadap ide atau gagasan yang akan dituangkan dalam karya ilmiah tersebut.Tulisan draf masih dapat diubah atau diedit sebelum diketik dan dipublikasikan.
    1. Revisi dan Penyuntingan
Setelah menulis draf atau tulisan kasar dari karya ilmiah yang akan dihasilkan maka selanjutnya penulis mengadakan revisi dengan membaca ulang seluruh draf, menerima masukan dari beberapa pihak terhadapap draf atau tulisan kasar yang dibuat, sehingga dapat menyimpulkan apakah ditambah atau dikurangi. Selanjutnya adalah penyuntingan, langkah dimana dilakukannya perbaikan dari segi tata bahasa , diksi/pilihan kata, dan penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
    1. Mengetik dan Mempublikasikan.
JIka langkah sebelumnya, menulis draf, revisi, dan penyuntingan telah dilakukan penulis dengan baik dan benar maka langkah selanjutnya adalah mengetik dengan rapi dan menarik hasil penulisan karya ilmiah.Setelah berhasil menyelesaikan langkah mengetik, maka tugas penulis berikutnya adalah mempublikasikan tulisan karya ilmiah yang telah dibuat. Karya ilmiah yang telah dibuat akan memiliki nilai tinggi jika berguna atau bermanfaat bagi masyarakat luas atau pembaca. Sesuaikan juga media publikasi yang digunakan untuk mempublikasikannya.

Referensi : 
http://bloggueblog.wordpress.com/2012/04/20/pengertian-ciri-ciri-dan-macam-macam-karya-ilmiah/
http://www.wayankatel.com/2012/09/cara-penulisan-karya-ilmiah-remaja-baikbenar.htmlhttp://yanhasiholan.wordpress.com/2013/01/14/langkah-langkah-penulisan-karya-ilmiah/
http://yosisusantismkn7.wordpress.com/2011/05/27/jenis-jenis-karangan-berdasarkan-pengertian-dan-ciri-ciri-karangan/
 




0 komentar:

Posting Komentar