Sabtu, 05 Oktober 2013

Kebudayaan Potong Gigi di Bali



Bali merupakan salah satu pulau yang berada di indonesia, pulau ini banyak di kenal masyarakat domestik maupun masyarakat mancanegara. Bali dikenal karena memiliki pemandangan yang indah dan juga terdapat banyak tradisi yang masih di lestarikan oleh masyarakat asli pulau bali tersebut. Salah satu tradisi yang terkenal di bali adalah tradisi potong gigi atau penduduk asli bali menyebutnya dengan metatah atau mesangih.
 
            Upacara petatah atau mesangih adalah tradisi memotong gigi bagi masyarakat Hindu di bali. Tujuan dari upacara ini adalah sebagai lambang untuk membersihkan 6 sifat buruk (sad ripu) atau sifat-sifat butha kala (raksasa) yang ada dalam diri manusia. 

6 sifat buruk (sad ripu)  itu adalah sebagai berikut:
1.      Hawa nafsu
2.      Rakus/Tamak/keserakahan
3.      Angkara murka/kemarahan
4.      Mabuk membutakan pikiran
5.      Perasaan bingung
6.      Iri hati/ dengki

Yang diperbolehkan melakukan upacara potong gigi ini adalah untuk wanita yang sudah mengalami menstruasi dan untuk laki-laki yang sudah mengalami akil balik yaitu suaranya sudah berubah. karena orang yang belum menginjak dewasa dalam artian belum mengalami kotor kain (mentruasi) di anggap masih suci belum memiliki sifat kotor.
Cara metatah bukanlah dengan cara dipotong, tetapi lebih tepatnya diratakan atau dikikir. Yang melakukan pengikiran ini adalah seorang Sanging yang dimana biasanya Brahmana.Upacara ini selalu dilaksanakan di Bale Adat, setiap rumah di Bali pasti memiliki Bale Adat, sebuah tempat untuk melakukan semua upacara Manusa Yadnya.
Mengapa potong gigi melambangkan sebagai pembersih sifat buruk pada manusia?

Gigi tajam atau yang kita sebut dengan taring selalu di hubungkan dengan penggambaran sesosok Butha Kala (Raksasa) yang memiliki sifat dari sad ripu (sifat buruk). Seorang anak yang tumbuh dewasa akan memiliki gigi taring tersebut, maka dari itu untuk menghindari sifat raksasa  berada di diri manusia dilakukanlah prosesi pemotongan gigi tersebut. 

Proses Upacara Metatah

Proses awal dari upacara matatah yaitu diawali dari seorang Mangku (pendeta) memulai dengan mantra-mantra setelah itu orang yang akan ditatah akan diminta untuk mebeokaon (pembersihan) setelah mebeokaon selesai lalu dilanjutkan dengan sembahyang ke leluhur & roh yang reinkarnasi ke dirinya untuk meminta izin karena akan melaksanakan upacara metatah. Setelah itu, orang yang ditatah diberi sebuah kelungah kelapa gading (anak buah kelapa kecil yang berwarna orange) yang akan dipakai nanti laulu dipegang oleh orang yang ditatah & dipingit di kamarnya sampai upacara di mulai.
Sebelum ditatah akan dilafalkan mantra-mantra terlebih dahulu sebelum ditatah maupun sesudah ditatah, gigi akan disentuhkan dengan cincin berwarna merah delima sebagai lambing proteksi. Saat di tatah pasti ada air liur dan terkadang darah. Air liur atau darah tersebut di tampung di kelungah kelapa gading (anak buah kelapa kecil yang berwarna orange) yang di pegang oleh ibu dari orang yang sedang di tatah. Setelah itu orang yang di tatah di beri cermin untuk melihat giginya apakah sudah rata atau ada yang berbeda panjangnya.
Setelah selesai, orang yang di tatah akan di beri benda untuk di gigit. Benda itu melambangkan sad rasa (6 rasa) untuk menandakan bahwa orang yang di tatah sudah siap merasakan semua rasa di dunia/sudah dewasa. Setelah itu selesai oarang yang di tatah akan di berikan sekumpulan pis bolong ( uang berlubang mirip uang cina jaman dulu) untuk dipegang.
Setelah itu dilakukan sembahyang lagi mengucapkan terima kasih karena upacara selesai & suses di kerjakan. Terkadang upacara metatah juga dilakukan menyerang dengan ilmu hitam seandainya ada oarang yang iri dengan keluarga orang yang di tatah.
Upacara terrakhir adalah Melukat (pembersihan) yang berguna untuk  mengenbalikan kemurnian. Pakaiannya pun diganti dengan pakaian yang serba putih pada saat itu juga akan dipakaikan benanng putih panjang yang diujungnya di isi pis bolong dan kain kuning setelah itu akan di beri semua rasa di dunia. Setelah itu orang yang di tatah di minta untuk menginjak beberapa pis bolong & pisau belati untuk hanya sekedar simbolis.
Saat upacara selesai lalu orang yang di tatah di minta untuk mencuci muka & tangan dari air suci yang berbentuk seperti pancoran lalu di berikan sisir dan kaca untuk bercermin dan berhias. 
 Sumber : http://wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/upacara-potong-gigi

1 komentar:

  1. mas kiki melayani potong gigi call center konsultasi 085370641972

    BalasHapus